Sabtu, 27 November 2010

Wisata Budaya Sumenep

A. Sapi Sonok

"Sapi 'sonok' adalah salah satu budaya lokal Madura yang harus dilestarikan. Apalagi, selama ini, sapi 'sonok' menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjugi Madura," katanya menuturkan.

Pasangan sapi betina yang menjadi peserta kontes sapi "sonok" didandani selempang yang didominasi warna kuning keemasan pada leher hingga dada.

Selain itu, di leher sapi tersebut diberi "pangonong" yang terbuat dari kayu berukir sebagai perangkai pasangan sapi.

Pasangan sapi betina yang menjadi peserta kontes sapi "sonok" dinilai keserasiannya dalam melangkah dalam sebuah arena yang dilengkapi dengan pintu gerbang.

Sapi sonok yang dihiasi dengan pangonong (kayu perangkai sapi) baru mengikuti Kontes Sapi Sonok

Tradisi yang Mengangkat Harkat Sapi Madura

Sapi-sapi unggul dari berbagai penjuru Pulau Madura itu bersiap mengikuti Kontes Sapi Sonok, ajang silaturahim para pemilik sapi di Madura yang dikembangkan menjadi kontes sapi sejak tahun 1960-an.

Seperti layaknya model yang hendak melenggang di catwalk, sapi-sapi itu didandani dengan selempang keemasan di leher serta dada. Di leher sapi juga dipasang pangonong, yaitu kayu perangkai sapi yang diukir indah dengan perpaduan warna merah dan kuning emas.

Sebelum acara dimulai, beberapa pemilik sapi menari sambil menggiring sapi-sapi mereka keliling lapangan. Grup musik Saronen yang terdiri atas tiga pemain kenong, satu pemain kendang, satu pemain gong, dua pemain terompet, dan dua pemain kecer mengiringi pasangan sapi yang melenggang dengan kepala tegak bak seorang model.

Di arena itu, pasangan sapi bergantian melenggang menuju pintu gerbang kayu yang berada di depan tiga juri.

Pasangan sapi sonok yang memiliki nilai tinggi adalah sapi-sapi yang dapat melewati arena dengan langkah serasi tanpa menginjak garis lintasan. Seorang joki yang memegang tali sepanjang 7 meter mengendalikan pasangan sapi sonok agar berhenti secara bersamaan di pintu gerbang dengan posisi kaki depan menginjak kayu pintu gerbang.

Selain ketangkasan dan keanggunan sapi, postur tubuh juga menjadi kriteria penilaian. ”Sapi sonok unggul memiliki punuk besar, lingkar dada lebar, bulu ekor hitam, dan badan panjang,” kata Haji Hatib (55), seorang juri Kontes Sapi Sonok.



B. Karapan Sapi

Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapiyang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang.


0 komentar:

Posting Komentar