Sabtu, 27 November 2010

Letak Geografis Sumenep


Sumenep (Songènèb) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi ±1 juta jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Sumenep.

Lokasi kabupaten ini terletak di ujung timur Pulau Madura dan terletak pada 113 032 (54"-116 016 (48" Bujur Timur dan diantara 4 055 (-7 024 1 Lintang Selatan.. Kabupaten Sumenep selain terdiri wilayah daratan juga terdiri dari berbagai pulau di Laut Jawa, yang keseluruhannya berjumlah 126 pulau.

Luas daerah Kabupaten Sumenep adalah 2.093.457573 KM2, terdiri dari luas daratan 1.146,927065 KM 2 (54,79%) dan luas kepulauan 946.530508 KM 2 (45,21%) Sedangkan luas wilayah perairan Kabupaten Sumenep ± 50.000 KM2

  • Kecamatan : 27
    • 18 Kecamatan Daratan
    • 9 Kecamatan Kepulauan
  • Kelurahan : 4 Desa : 328
    • 242 Desa di Daratan
    • 86 Desa di Kepulauan

Gugusan pulau-pulau yang ada di Sumenep, Pulau yang paling utara adalah Pulau Karamian yang terletak di Kecamatan Masalembu dengan jarak ±151 Mil laut dari Pelabuhan Kalianget, dan pulau yang paling Timur adalah Plilau Sakala dengan jarak ±165 MiI laut dari Pelabuhan Kalianget. Sumenep memiliki batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah selatan berbatasan dengan : - Selat Madura
2. Sebelah Utara berbatasan dengan : - Laut Jawa
3. Sebelah Barat berbatasan dengan : - Kabupaten Pamekasan
4. Sebelah Timur berbatasan dengan : - Laut Jawa / Laut Flores

Wisata Budaya Sumenep

A. Sapi Sonok

"Sapi 'sonok' adalah salah satu budaya lokal Madura yang harus dilestarikan. Apalagi, selama ini, sapi 'sonok' menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjugi Madura," katanya menuturkan.

Pasangan sapi betina yang menjadi peserta kontes sapi "sonok" didandani selempang yang didominasi warna kuning keemasan pada leher hingga dada.

Selain itu, di leher sapi tersebut diberi "pangonong" yang terbuat dari kayu berukir sebagai perangkai pasangan sapi.

Pasangan sapi betina yang menjadi peserta kontes sapi "sonok" dinilai keserasiannya dalam melangkah dalam sebuah arena yang dilengkapi dengan pintu gerbang.

Sapi sonok yang dihiasi dengan pangonong (kayu perangkai sapi) baru mengikuti Kontes Sapi Sonok

Tradisi yang Mengangkat Harkat Sapi Madura

Sapi-sapi unggul dari berbagai penjuru Pulau Madura itu bersiap mengikuti Kontes Sapi Sonok, ajang silaturahim para pemilik sapi di Madura yang dikembangkan menjadi kontes sapi sejak tahun 1960-an.

Seperti layaknya model yang hendak melenggang di catwalk, sapi-sapi itu didandani dengan selempang keemasan di leher serta dada. Di leher sapi juga dipasang pangonong, yaitu kayu perangkai sapi yang diukir indah dengan perpaduan warna merah dan kuning emas.

Sebelum acara dimulai, beberapa pemilik sapi menari sambil menggiring sapi-sapi mereka keliling lapangan. Grup musik Saronen yang terdiri atas tiga pemain kenong, satu pemain kendang, satu pemain gong, dua pemain terompet, dan dua pemain kecer mengiringi pasangan sapi yang melenggang dengan kepala tegak bak seorang model.

Di arena itu, pasangan sapi bergantian melenggang menuju pintu gerbang kayu yang berada di depan tiga juri.

Pasangan sapi sonok yang memiliki nilai tinggi adalah sapi-sapi yang dapat melewati arena dengan langkah serasi tanpa menginjak garis lintasan. Seorang joki yang memegang tali sepanjang 7 meter mengendalikan pasangan sapi sonok agar berhenti secara bersamaan di pintu gerbang dengan posisi kaki depan menginjak kayu pintu gerbang.

Selain ketangkasan dan keanggunan sapi, postur tubuh juga menjadi kriteria penilaian. ”Sapi sonok unggul memiliki punuk besar, lingkar dada lebar, bulu ekor hitam, dan badan panjang,” kata Haji Hatib (55), seorang juri Kontes Sapi Sonok.



B. Karapan Sapi

Karapan sapi merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapiyang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden.

Kerapan sapi didahului dengan mengarak pasangan-pasangan sapi mengelilingi arena pacuan dengan diiringi gamelan Madura yang dinamakan saronen. Babak pertama adalah penentuan kelompok menang dan kelompok kalah. Babak kedua adalah penentuan juara kelompok kalah, sedang babak ketiga adalah penentuan juara kelompok menang. Piala Bergilir Presiden hanya diberikan pada juara kelompok menang.


Wisata Kuliner Sumenep

A. Kaldu Soto

Kalsot merupakan makanan khas Madura. Sehingga masyarakat Sumenep sepertinya sudah kental dengan warung Pak Abi itu. Pembelinya dari semua kalangan, yakni anak-anak, remaja, masyarakat umum, pejabat. Bahkan, para tamu dari luar Madura.


Kalsot itu sendiri, terdiri dari bubur kacang hijau dengan aroma daging yang kental (soalnya ada kikilnya) serta di beri semacam apa ya namanya, itu... seperti gorengan ketela (kurkit kali, he he) di dalamnya dan dicampur dengan sedikit bawang merah dan seledri.

Mungkin untuk yang baru pertama kali mencicipi atau melihat makanan khas Madura itu, agak jijik. Tapi percaya deh, rasanya mantep banget!.

Kalau suka pedas, diberi sambel juga tambah ok! Tapi untuk makan ini jangan pernah bermimpi seperti direstoran yang bersih dan nyaman seperti di Surabaya lho. Ya... biasa namanya warung, tapi cukup nyaman untuk tempat makan seperti hari Minggu ini.



B. Kaldu Kokot

Makanan ini adalah makanan khas dari Sumenep. Makanan ini lumayan dikenal oleh para pendatang yang pernah ke Sumenep. Makanan khas ini disebut dengan Kaldu Kokot, atau yang lebih sering disebut dengan Kaldu.

Kaldu Kokot adalah sup dengan bahan utama dari kedelai atau kacang ijo yang direbus, dibumbui dengan kaldu sapi, lalu ditambah dengan kacang yang diuleg bersama petis madura. Di dalam racikan sup kedelai itu kemudian juga ditambah dengan bagian bawah kaki sapi atau dalam bahasa Maduranya adalah 'Kokot'. Kokot yang sudah direbus menjadi empuk membuat Kaldu Kokot atau Sup Kokot itu akan terasa lembut dan ringan. Kaldu ini disajikan saat masih panas dan dimakan bersama dengan singkong yang dikukus atau digoreng, atau bisa juga dengan lontong, yang ditambah dengan sambal kacang. Bahkan di beberapa warung Kaldu Kokot ini disajikan dengan berbagai variasi isi dalam kaldunya. Seperti contohnya di warung kecil "Nano" di mana kami menyantap Kaldu Kokot ini malam tadi. Selain menyajikan Kaldu Kokot sesuai dengan resep aslinya yang terkenal, warung kecil ini juga menyediakan Kaldu Kokot Cingur dan Kaldu Kokot Telor.

Rasanya gurih dan sangat mengenyangkan. Patut dicoba terutama jika membutuhkan tambahan stamina.


Wisata Spiritual Sumenep

A. Makam Syeh YusufSyekh

Yusuf dikenal sebagai penyebar agama Islam di beberapa daerah di
Nusantara. Dia juga dikenal sebagai pejuang yang gigih melawan penjajah pada abad ke-17. Dia masih menantu dari Sultan Ageng Tirtayasa di Banten dan Sunan Giri, di Jawa Timur.

Dari rekam jejak dakwahnya, Syekh Yusuf juga pernah mendapat perlawanan dari pihak-pihak yang tidak menyukai Islam berkembang di tanah air. Bahkan, untuk menjauhkan Syekh Yusuf dari pengaruh dari para pengikutnya, pada tahun 1693-1694 pemerintah Hindia Belanda mengasingkan Syekh Yusuf bersama 41 pengikutnya ke Sri Lanka dan Capetown, di Afrika Selatan.

Di pengasingan terakhirnya, di Capetown, Syekh Yusuf wafat pada tanggal 16 Mei 1699. Baru pada tahun 1705, Raja Gowa XIX Sultan Abdul Djalil mendatangkan kerangka Syekh Yusuf, yang diakui sebagai pahlawan nasional di Indonesia dan Afrika Selatan, ke tanah kelahirannya di Gowa.

Juru kunci makam, Haji Yunus Daeng Liong mengatakan, makam Syekh Yusuf diyakini juga ada di beberapa tempat, seperti Malaysia, Banten dan Sumenep. "Dan makam ini sering diziarahi tokoh penting, seperti mantan Panglima TNI Wiranto dan PM Malaysia Najib Abdul Razak," ungkap Daeng Liong.



B. Asta Tinggi

Asta Tinggi merupakan kompleks makam para raja Sumenep, keturunan dan kerabatnya. Dibangun sekitar tahun 1750. Kompleks ini terdiri dari tiga bagian yang masing-masing mempunyai gerbang tersendiri. Bagian pertama di sisi kiri terdiri dari kubah Bindoro Saud, kubah Pangeran Jimad dan kubah P. Pulang Jiwo. Bagian ini berisi makam yang lebih tua, sehingga kita disyaratkan untuk memasuki kompleks ini terlebih dahulu.

Bagian kedua berada di tengah dan mempunyai bentuk yang paling indah. Di sini terdapat dua kubah makam yaitu kubah Sri Sultan A. Rahman & kubah Panembahan Sumolo. Sedangkan bagian ketiga merupakan bagian terlarang, dalam artian kita tidak diperkenankan memasukinya. Jangankan memasuki, baru selangkah menginjakkan kaki ke jalurnya saja sudah disemprit ;)


Selain di dalam kubah, makam juga tersebar di seantero kompleks dengan usia yang beragam, bahkan ada yang berusia cukup muda (tahun 90an). Makam yang ada di dalam kubah sebagian ditutupi kain dan kelambu. Menurut juru kunci kelambu tersebut diberikan oleh orang-orang yang hajatnya telah terkabul selepas berdoa di makam ini.

Untuk memasuki makam, kita harus melapor dulu ke juru kunci dengan memberikan sumbangan seikhlasnya. Sebelum memasuki gerbang makam kita harus melepas alas kaki dan berjalan di jalan berlantai yang sudah disediakan.

Wisata Alam Sumenep

A. Pantai Slopeng

Pantai Slopeng adalah pantai dengan hamparan gunung pasir putih yang mengelilingi sisi pantai sepanjang hampir 6 km. Bila anda suka memancing ikan di laut, maka kawasan pantai ini sangat cocok untuk mancing ria karena areal lautnya kaya akan beragam jenis ikan, jenis ikan tongkol juga ada. pantai Slopeng terletak di kawasan kurang lebih 21 km arah utara Kota Sumenep.Air pantainya jernih dan pasirnya putih yang menghampar luas dihiasi pohon kelapa dan siwalan di pinggir pantai menjadikan pemandangan yang indah.


B. Pantai Lombang

Pantai Lombang merupakan salah satu tempat wisata yang telah terkenal ke luar negeri. keindahahan pantai lombang yang dihiasi pohon-pohon cemara, merupakan daya tarik yang sangat indah. Pantai ini berada ± 30 Km dari Kota Sumenep ke arah Utara.

Jalan akses menuju lokasi sangat mudah, bisa menggunakan mobil atau sepeda motor. Untuk masuk ke lokasi pantai, akan dikenakan biaya karcis sebesar Rp 3.000,-

Pantai Lombang merupakan salah satu tempat wisata yang telah terkenal ke luar negeri. keindahahan pantai lombang yang dihiasi pohon-pohon cemara, merupakan daya tarik yang sangat indah. Pantai ini berada ± 30 Km dari Kota Sumenep ke arah Utara.

Jalan akses menuju lokasi sangat mudah, bisa menggunakan mobil atau sepeda motor. Untuk masuk ke lokasi pantai, akan dikenakan biaya karcis sebesar Rp 3.000,-

Di area pantai juga terdapat banyak penjual makanan dan minuman. Salah satu jenis minuman yang dapat menghilangkan dahaga yaitu “Es Degan” yang masih muda dan baru. Adapun makanan yang dijual salah satunya adalah “Rujak Lontong” yang bikin para wisatawan tidak tahan untuk mencobanya.

Wisata ke Pantai Lombang bisa dijadikan sebuah alternatif untuk mengisi hari libur Anda, baik hari libur biasa atau hari libur Hari Raya. Dijamin Anda akan mendapatkan suasana yang berbeda karena keindahan dari Pantai Lombang, salah satu ciptaan Allah SWT yang perlu kita syukuri dan kita jaga kelestariannya.